Kadang
kita menjumpai teve China yang tidak jelas merk-nya. Untuk membuka
service mode cara-cara dibawah ini boleh dicoba (kami sebagian ada yang
belum pernah praktek-kan)
TMPA-8873CPANG 6F53
* Vol minim
* Tekan dan tahan tombol VOL-down di panel tv,
* Kemudian tekan tombol DISPLAY di remote
* Maka akan muncul huruf "S" di pojok kanan atas,
* Ulangi langkah tersebut sampai muncul huruf "D" di pojok kanan atas
layar
* Tekan tombol MENU di panel tv ataupun di remote untuk masuk ke MENU 0
sampai ke MENU 11 termasuk juga settingan B/W BALANCE.
* Untuk SAVE/EXIT/KELUAR dari service mode matikan tv.
TMPA-8873CSCNG 6PR6.
* Vol minim
* Tekan dan tahan tombol Vol-down pada panel TV
* Kemudian tekan tombol DISPLAY pada remot,sampai muncul kata "FACTORY"
* Tekan tombol DISPLAY 1x untuk masuk ke B/W setting
* Tekan DISPLAY 1 kali lagi untuk masuk ke settingan F1 atau: -tekan
tombol angka 0 untuk masuk ke B/W -tekan tombol angka 1 untuk masuk ke
F1 -tekan tombol angka 2 untuk masuk ke F2 -tekan tombol angka 3 untuk
masuk ke F3 -tekan tombol angka 4 untuk masuk ke F4 -tekan tombol angka 5
untuk masuk ke F5 -tekan tombol angka 6 untuk masuk ke F6 -tekan tombol
angka 7 untuk masuk ke F7 4.
* Untuk menyimpan/SAVE/keluar/EXIT tekan tombol DISPLAY di remot.
TMPA-8800CPN-3GV1 244KJ
* Vol minim
* Tekan dan tahan tombol Vol-down pada panel TV
* Kemudian tekan CALL maka akan muncul mode S. disitu ada beberapa
setingan.
* Kemudian tekan Vol-down dan tahan
* Tekan CALL pada remote lagi maka akan muncul menu D
* Tekan MENU untuk memilih opsi
TMPA-8851CPNG-6EG1
* Vol minim
* Tekan dan tahan VOL-down pada panel TV
* Tekan DISPLAY diremote
TMPA8821CPNG-4UD4
* Tekan 30 channel
* Tekan 88 channel
* Tekan VOL -down
* Tekan MUTE.
TMPA8891CSCNG6V12
* Set Vol pada TV minimum
* Tekan dan tahan tombol Vol-down pada panel TV dan tekan DISP pada
remote.
* atau Tekan MENU, CH-down dan masukan kode 2483 atau 6483.
* atau (Di remote ada tombol tersembunyi dibawah tombol PP)
Kerusakan Tv sharp / ANALISA
Kerusakan TV Sharp tentu sedikit berbeda dengan kerusakan pada pesawat televisi
bermerk lainnya. Karena biasanya kerusakan televisi pada setiap merk
akan berbeda penyebab dan kerusakannya. Jika sama kerusakan yang terjadi
pada televisi berbeda merk besar kemungkinan penanganan
‘penyembuhan’nya memerlukan tata-cara yang bereda pula.
Kerusakan yang Sesuai Seri IC-nya
Biasanya tiap-tiap televisi mempunyai serinya tersendiri. Pada televisi
bermerk Sharp misalnya, ada yang menggunakan IC utama berseri TDA
938PSxxx yang secara umum seringkali mengalami kerusakan pada regulator,
IC vertikal, fly back, IC memory, atau bahkan kualitas solderan yang
kurang memadai.
Kerusakan yang terjadi pada IC ini sangat beragam penyebabnya, ada yang
karena rusak secara alami atau error yang biasanya jangka waktu
kerusakannya temporer. Jika karena error atau corrupt, Anda bisa
mengatasinya dengan masuk ke menu servis.
Atau di lain kasus, kerusakan TV Sharp yang menggunakan IC utama berlabel
TDA 8361/8362 biasanya kerusakan stand by sering terjadi pada regulator
9 Volt. Untuk mengatasinya Anda harus mengganti dengan IC berseri 7809
beserta kapasitor dan dua resistor kembarnya (18 ohm). Periksa juga elco
100-220Uf/160 Volt-nya, apakah tidak kembung? Jangan sampai terlewat
untuk memeriksa IC vertikal dan TR horizontal dan semua titik
solderannya.
Satu hal lagi yang krusial, yakni apabila televisi Anda tidak mau masuk
‘start’ dan hanya bertahan di posisi ‘stand bye’, maka lepaskan solderan
pada IC KIA 7045, yang merupaka IC reset program. Dimana IC ini
berfungsi dalam memberikan tegangan 5 volt pada pin reset di IC program
(tipe Sharp 51R500) incam/IGR nomor komponenanya IC1003 (KIA 7405).
Mereparasi Kerusakan
Setiap kali Anda mengalami kerusakan TV Sharp, beberapa langkah yang
harus Anda lakukan adalah sebagai berikut:
* Pertama, bersihkanlah mainboard dengan menggunakan cairan thiner dan
kuas yang lembut untuk memeriksa apakah ada titik solder yang sudah
kendor atau bahkan lepas karena dapat mengganggu sistem dan menjadi
penyebab kerusakan ringan pada TV Anda.
* Kedua, setelah bersih, periksalah secara teliti dan cermat semua titik
solder di bagian vertikal-regulator/power supply-flyback. Bisa
dibilang, pada box inilah sering terjadinya kerusakan karena panas
akibat nyala TV yang berjam-jam. Terutama sekali periksa di bagian IC
vertikal dan resistornya. Hati-hati ketika mengerjakan bagian ini karena
sensitif, walau power sudah dimatikan namun tegangan masih tersisa di
elco supply vertical.
* Ketiga, ganti IC vertikal jika sudah rusak yang ditandai dengan
berubahnya warna resistor vertikal. Dan ingat kerjakan dengan sangat
hati-hati dan penuh ketelitian.
* Keempat, nyalakan televisi Anda, dan perhatikan secara seksama.
Jika belum juga ‘start’ secara normal, maka wajib bagi Anda untuk
mengikuti langkah lanjutan sebagai berikut:
* Jika lampu led berwarna kuning ke hijau,
lalu berhenti di warna kuning, maka bisa dipastikan kerusakan terjadi
pada IC memory. Anda harus menggantinya dengan yang baru/cara mengisi ic memory
* Jika lampu led berwarna merah terus mati, maka kemungkinan besar
kerusakan yang terjadi pada IC utama, atau kehilangan tegangan 3.3 volt
pada regulator, cek di bagian power supply.
* Jika lampu led berwarna hijau selama 10 detik dan kembali ke merah,
maka dipastikan ada kegagalan di bagian horizontal. Periksalah fly back.
* Jika lampu led mati total, periksa bagian input power supply, cek STR
6553/6554. Anda harus menggantinya jika terjadi kerusakan periksa pula
resistor pembatasnya. Penting diperhatikan, bahwa ketika Anda hendak
mengganti IC STR 6553/6554 periksa dua buah dioda bagian pojok, gantilah
dengan yang asli. Jika tidak dilakukan kemungkinan besar STR akan
kembali rusak, dan hal ini sering terjadi.
Semoga artikel ini bisa memberikan banyak manfaat bagi Anda yang sedang
melakukan reparasi terhadap kerusakan televisi.
Sistem Protek pada TV
Sebelum mengulas lebih jauh tentang proteksi,
sebaiknya diulas dulu sistem ON/OFF atau sistem standby dari perangkat
TV. Metode-metode standby antara lain :
1. Menghidupmatikan power supply, ciri power supply ini adalah mempunyai
besar tegangan output yang ‘jauh’ berbeda ketika ON dan STANDBY. Jika
diurut pin out power control dari IC program langsung mengontrol power
supply. Hampir sebagian besar TV saat ini menggunakan sistem standby
jenis ini.
2. Menghidupmatikan tegangan H-VCC. Misalnya mesin sasis china, yang
dihidupmatikan adalah tegangan H-VCC yang mensupply ic osilator. Contoh
lainnya adalah TV-TV era ic TDA8361, TA8690AN. Tegangan output power
supply jenis ini tetap.
3. Menghidupmatikan tegangan bias untuk transistor driver horisontal.
Jenis ini dapat ditemukan di sasis TV sharp yang menggunakan TDA83xx,
sedangkan H-VCC terus-menerus mendapatkan tegangan. Tegangan output
power supply jenis ini tetap.
4. Melalui bus data, I2C (SDA/SCL), jenis ini jarang ditemui. Hampir
semua ic jenis baru, support untuk metode ini.
5. Kombinasi, selain menghidupmatikan H-VCC juga menghidupmatikan Power
Supply.
PINTU ATAU PIN-PIN PROTEKSI
1. Pin IC program, karena IC program merupakan ‘otak’ dari perangkat TV,
maka pada IC program dilengkapi dengan pin protek. Umumnya berjenis
high state, yaitu normalnya pada level/logika high (tegangan hampir/sama
dengan VCC). Jika terdeteksi menurunnya tegangan pada pin ini, maka IC
program akan segera menshutdown perangkat TV.
2. Pin IC jungle/chroma/osilator. Umumnya, pada IC jenis baru (misalnya
AN5606, TDA836xx, dll) dilengkapi dengan pin proteksi EHT, pada pin ini
umumnya berjenis Low State, yaitu berlogika Low (0 volt atau beberapa
volt saja ketika normal). Jika terdeteksi tegangan yang melebihi ambang
tegangan proteksi, maka IC segera mematikan osilator horisontal.
3. Power supply control, dapat ditemukan di TV model-model jadul, jika
ditemukan tidak normal maka rangkaian proteksi akan segera
mematikan/me-standby powersupply.
SISTEM PROTEKSI MENURUT BENGKEL
Adanya sistem proteksi pada TV, bukan berarti dengan melepas/melumpuhkan
proteksi sudah dianggap selesai garapan TVnya. Banyak bengkel yang
hanya melepas protek dan langsung bayaran, tanpa menghiraukan fungsi
dari protek tersebut.
JENIS-JENIS PROTEKSI
1. Proteksi Tegangan Lebih Arus Besar (OverVoltage 1)
Jenis proteksi ini difungsikan untuk melindungi perangkat dari
bahaya/tegangan petir atau naiknya tegangan AC_IN. Ciri proteksi
terhadap petir yaitu dengan ditemukan adanya kabel yang dihubungkan dari
GND tuner menuju ke ‘titik yang tidak terhubung’ didekat konektor input
AC_IN. Prinsip dasarnya menggunakan kapasitas tegangan maksimal
kapasitor. Jika diamati, kabel tersebut dihubungkan kepada jalur PCB
yang ‘sengaja’ dibuat untuk lintasan elektron/tegangan menuju ke jalur
listrik input. Jika ada tegangan yang melebihi kapasitasnya, maka
tegangan/elektron tersebut akan ‘dibuang’ begitu saja menuju ke
jala-jala listrik.
Proteksi arus besar lainnya adalah proteksi tegangan AC_IN, menggunakan
komponen sejenis zener tegangan AC (DIAC), pada komponen ini dapat
dibaca tegangan kerjanya. Penempatannya secara paralel terhadap AC_IN
dan setelah sekring. Jika ada tegangan yang melebihi batas komponen ini
maka komponen akan konslet dengan sendirinya, karena konslet, akhirnya
sekring putus. Bentuk fisik komponen dimaksud mirip dengan kapasitor
tegangan tinggi, dan umumnya berwarna biru muda.
2. Proteksi Tegangan Lebih Arus Kecil (OverVoltage 2)
Fungsi proteksi ini untuk mendeteksi tegangan berlebih pada titik yang
disensor. Komponen utama yang dipakai umumnya menggunakan dioda zener.
Pada dasarnya, dioda zener akan menghasilkan tegangan selisih jika
dialiri arus secara mundur/terbalik. Untuk lebih jelasnya lihat skema
berikut ini :
Pada skema diatas, tegangan output (VOUT) dihasilkan dari perhitungan
VIN – VZ. VZ adalah tegangan kerja dari zener. Rumus tersebut hanya
penyederhanaan, tidak mengikutkan elemen R LOAD.
Dari rumus tersebut dapat disimpulkan bahwa jika ada tegangan output
(VO) berarti tegangan input sudah melebihi dari tegangan yang ditentukan
(VZ). Kesimpulannya, ada tegangan jika protek.
3. Proteksi Tidak Ada Tegangan (NoVoltage)
Tidak seperti proteksi Over Voltage, proteksi ini menyensor ada tidaknya
tegangan pada suatu titik. Coba amati skema berikut :
VIN merupakan tegangan stabil, umumnya sebesar tegangan VCC ic program
(5V atau 3V3). Tegangan VIN melalui R_PULL_UP hingga menjadi tegangan
VOUT. Persyaratan utama dari sensor ini adalah tegangan VOUT tidak boleh
melebihi dari V_DIPROTEK. Sedangkan R_LOAD adalah beban pada tegangan
yang disensor.
Cara kerjanya cukup sederhana, jika tegangan yang disensor tidak ada,
maka tegangan out (VOUT) akan dikonsletkan oleh dioda (lihat arah panah
dioda) sehingga VOUT akan turun nilainya (akibat R_LOAD). Derajat/besar
penurunan tegangan VOUT inilah yang disensor. Sebaliknya, jika ada
tegangan pada titik yang disensor, secara otomatis tegangan VOUT akan
tetap karena tegangan yang disensor tidak akan ‘melompati’ dioda
(kecuali dioda proteksinya bocor/rusak). Kesimpulannya, tidak ada
tegangan jika protek.
4. Proteksi Suhu Lebih (OverThermal)
Pada rangkaian TV modern, proteksi ini sudah masuk dalam komponen aktif,
misalnya STR-Wxxxx. Cara kerjanya hanya menyensor jika suhu kerja
melebihi dari titik proteksinya.
5. Proteksi Emisi Sinar X (X-RayProtection)
Salah satu radiasi/emisi yang ‘tidak dikehendaki’ dari tabung elektron
adalah emisi sinar X. Secara alami, tabung elektron akan mengemisikan
sinar X pada nilai tertentu yang diperbolehkan. Jika tabung mendapatkan
tegangan kerja yang melebihi dari tegangan normalnya, maka kuantitas
sinar X yang dihasilkan juga membesar sehingga berbahaya bagi
pemakainya. Pada CRT modern, sudah dilengkapi dengan screen protektor
yang tujuannya untuk mengurangi emisi tersebut. Bukan hanya tegangan HV
yang mempengaruhi tingkat emisi, terang tidaknya gambar juga
mempengaruhi kuantitas emisinya.
Selain pemasangan screen protektor, tegangan HV untuk supply CRT juga
disensor, karena untuk menyensor tegangan HV (yang pada TV 14in sekitar
20 an kilovolt) sangat sulit sekali maka untuk menyensor tegangan
tersebut menggunakan kaki ABL dari TFB. Prinsipnya adalah besar tegangan
ABL akan selalu mengikuti dari terang tidaknya layar. Jika CRT terang,
secara otomatis CRT akan menarik banyak elektron, sehingga tegangan ABL
juga akan turun.
Sebaliknya, jika CRT menampilkan gambar gelap, tegangan ABL akan naik.
Yang disensor adalah titik minimum dari tegangan ABL. Tidak boleh kurang
dari level/tegangan minimum yang ditentukan.
Selain tegangan ABL, proteksi X-Ray juga menggunakan proteksi
OverVoltage yang menyensor tegangan sekunder TFB, misalnya tegangan
Heater. Sensor yang dipasang pada titik arus katoda juga dapat
difungsikan sebagai proteksi X-Ray, misalnya pada pin5 IC RGB out
(TDA6107) merupakan sensor IK (cathode current). Prinsip kerjanya adalah
mengeluarkan tegangan yang mirip dengan ABL tetapi besar tegangannya
terbalik, semakin terang, semakin tinggi tegangannya.
6. Proteksi Sinkronisasi
Tanpa sinyal video, perangkat tv dengan sendirinya akan menghasilkan
sinyal SandCastle (gambar semut/pasir) yang ditampilkan.
Frekuensi-frekuensi free running (horisontal dan vertikal) diset pada
nilai-nilai tertentu (tergantung model dan jenis IC-nya). Jika ada
sinyal video, sync separator (pemisah sinkronisasi) akan mengadjust
frekuensi-frekuensi tersebut berdasarkan sinyal sinkronisasi yang dibawa
oleh video. Jika gagal dalam penyinkronan, secara otomatis akan protek.
Sinkronisasi vertikal membutuhkan pulsa vertikal out, sedangkan
sinkronisasi horisontal membutuhkan sinyal AFC dari TFB. Jadi
sinkronisasi tujuannya untuk mengunci frekuensi-frekuensi osilator
freerunning tersebut berdasarkan sinyal video yang masuk. Proteksi
sinkronisasi umumnya sudah masuk dalam IC jungle/osilator.
MENCARI DAN MENGIDENTIFIKASI JALUR PADA TV
Kegiatan perbaikan perangkat elektronik tidak lepas dari pengurutan
jalur-jalur dan identifikasi jalur. Sebenarnya, cara yang terbaik adalah
dengan menghafalkan fungsi kaki-kaki dari IC yang penting-penting saja.
Tidak harus menghafal, tetapi seiring dengan perjalanan pengalaman
servis, Penulis yakin fungsi-fungsi pin tersebut akan hafal dengan
sendirinya.
Saking banyaknya jalur beserta fungsi yang berbeda, untuk membatasi
masalah, Penulis hanya mengulas beberapa jalur-jalur penting yang telah
menjadi Favorite bengkel elektronik, terlebih TV.
1. Pin/kaki Tegangan VCC/VDD padA IC,
Salah satu jenis komponen elektronika yang sulit sekali dimasukkan ke
dalam IC adalah electrolyte capacitor/condensator (elko). Pada
desain-desain rangkaian elektronika, penggunaan elko salah satunya
difungsikan sebagai filter tegangan DC, semakin besar nilainya, semakin
baik filtrasinya. Elko ini dipasang sedekat mungkin dengan kaki-kaki
VCC/VDD IC, jadi untuk menemukan pin/kaki VCC/VDD sebuah IC, tinggal
mencari elko yang paling besar nilainya dan terdekat dengan IC. Dengan
catatan, salah satu kaki elko mendapatkan tegangan dari luar IC.
Khusus untuk IC-IC logika (IC digital), seperti CD4052, MC14066, CD4094
dan lain-lain, kemasan dual in-line package (DIP), secara umum pin/kaki
VDD/VCCnya berada pada urutan kaki yang terbesar (misal, CD4066, kaki
VDD pada pin14, kaki VSS/VEE pada pin7, 24Cxx, VDD=8, VSS=4).
2. Pin/kaki Reset IC Program,
Hampir semua TV saat ini memakai IC program atau mikro komputer (micom)
sebagai otaknya. Sedangkan IC program yang pada dasarnya adalah sebuah
komputer mikro/mini tentunya mempunyai kaki yang difungsikan sebagai
input Reset.
Reset merupakan pin/input yang digunakan untuk memberi sinyal kepada IC
program supaya IC program menjalankan kembali rutin-rutin/program dari
awal. Dalam proses perbaikan, penggunaan metode hard-reset sangat
mempermudah dalam mencari kesalahan-kesalahan dalam perangkat TV yang
bersifat logik (misalnya status AV, status pinout program, atau untuk
mendeteksi normal tidaknya IC program itu sendiri).
Metode hard-reset dapat dilakukan dengan mengkonsletkan pin reset ic
program ke GND/VSS sekitar 1 detian (dalam beberapa type/jenis ic
program dengan ‘menarik’ ke VDD).
Tidak lepas dari desain-desain IC program, kaki reset umumnya dapat
ditemukan berada disamping salah satu pin/kaki kristal, ditandai dengan
terhubungnya kaki tersebut ke output rangkaian reset. Rangkaian reset
dimaksud sering kali terdiri dari IC reset (misal, KIA7045) atau dalam
bentuk kombinasi transistor dan komponen lain yang membentuk rangkaian
detektor tegangan (melepaskan pulsa/denyut reset jika tegangan yang
masuk sudah mencapai ambang yang ditentukan). Jenis rangkaian reset ini
sering ditemukan di TV sasis china.
Untuk keterangan lebih jauh tentang IC program TV,
baca artikel Memahami dan Mengenal IC Program TV
3. Bus Data (I2C)
Pada artikel Memahami dan Mengenal IC Program TV, telah disinggung
tentang fungsi dari bus data, tak lain adalah berfungsi sebagai jalur
komunikasi antara komputer mikro tersebut dengan perangkat-perangkat
atau IC-IC lainnya. Pada desain-desain TV baru, penggunaan bus I2C
menjadi sangat populer karena keringkasannya.
Cara tercepat mencari bus data adalah dengan mencari dan membaca data
IC-IC yang dilengkapi dengan bus data, misalnya IC memori 24Cxx,
pin5-nya adalah SDA dan pin6-nya adalah SCL. Semua jalur yang terhubung
pada pin-pin tersebut merupakan jalur bus data yang terdiri dari SDA dan
SCL. Bagi seorang teknisi, menghafalkan pin-pin ini merupakan tindakan
yang penting dilakukan.
Gangguan-gangguan pada jalur SDA/SCL menyebabkan IC program gagal untuk
memerintah/membaca dari perangkat/IC luar. Akibatnya TV tidak menyala
(karena subrutin watchdog) atau adanya beberapa fasilitas TV yang tidak
berfungsi (misalnya tuner tidak bisa diset). Hal ini sangat logis sekali
karena hampir semua fungsi pengontrolan TV diwakili oleh ‘dua jalur’
ini, sehingga perhatian lebih terhadap bus ini sangat penting.
4. Protek
Artikel tentang proteksi dan cara menemukan jalur protek, baca artikel
Sistem Proteksi Pada TV
5. Kontrol Power/Standy
Jika Pembaca pernah membaca artikel tentang Sistem Proteksi Pada TV, di
artikel tersebut sudah disinggung beberapa metode untuk ‘mematikan’
perangkat TV yang dilakukan oleh IC program. Secara mudahnya, pin
kontrol power dapat ditemukan dengan mengurut masukan/input dari
rangkaian-rangkaian power_off tersebut. Pada desain TV yang memakai IC
KA78R09 atau 090RDA1 pin power dapat ditemukan dengan mengurut dari pin4
IC tersebut karena secara urut pin-pinnya adalah v_input, v_output, gnd
dan v_disabled.
Pada desain TV yang power-nya mengontrol smps, dapat diurut dari
pengontrol optocoupler. Karena optocoupler bagian dari rangkaian
error_amp, maka sangat memungkinkan untuk mengontrol tegangan output
dari smps menjadi power_on atau power_off.
6. Kontrol Switch AV
Seperti halnya mencari jalur bus data, jalur kontrol switch AV dapat
dengan mudah ditemukan dengan mencari IC atau rangkaian switch AV-nya
terlebih dahulu.
Beberapa IC switch (logic) yang sering dijumpai antara lain : LA7016
(pin3), CD4066/MC14066 (pin5, 6, 12, 13), 4051 (pin10, 11, 9), 4052
(pin10, 9) dan 4053 (pin11, 10, 9).
Pada beberapa IC misalnya TDA8361, pin AV switch menggunakan pin16.
Sedangkan pada jenis-jenis terbaru, switch AV sudah masuk kedalam IC
chroma/jungle dan dikontrol oleh program menggunakan bus data. Meski
sudah masuk dalam IC jungle/chroma tetapi tidak jarang juga ditemukan
desain yang masih menggunakan swith AV eksternal (semuanya tergantung
desainernya).
7. Volume, Contrast, Color dan Brightness
8. Pin-pin IC program yang difungsikan sebagai volume, contrast, color
dan brightness berjenis DAC (digital to analog converter). Karena
berjenis DAC, cara termudah dengan mengetes kaki-kaki IC program sambil
menggerakkan/mengeset volume, contrast, color dan brightness menggunakan
tombol panel atau remot.
Cara tersebut di atas terlihat sangat bertele-tele, tetapi memang cara
tersebut yang termudah. Untuk model-model desain baru, pin-pin kontrol
ini sudah jarang atau bahkan tidak dipakai lagi dan sudah tergantikan
dengan bus data.
9. VT (Tuning Voltage)
Seperti halnya pin-pin kontrol volume, pin VT juga berjenis DAC. Pin ini
dapat diurut dari kaki VT tuner. Sedangkan untuk mengidentifikasi kaki
VT tuner ditandai dengan adanya deretan rangkaian filter RC yang
terhubung ke kaki tersebut. Sedangkan ujung/masukan filter RC tersebut
terhubung dengan kaki kolektor transistor VT dan basis dari transistor
tersebut merupakan input sekaligus output VT dari IC program.
Pada tuner jenis baru yang menggunakan bus data (SDA, SCL), tegangan
konstan VT (30an volt) langsung dimasukkan ke tuner sekaligus
rangkaian-rangkaian filter-filter RC dan transistor VT. Untuk
menggeser/mengeset frekuensi tuner secara praktis menggunakan bus data.
10. Audio Mute
Fungsi audio mute selain dapat direalisasikan dengan mengenolkan
tegangan volume, dapat juga dengan rangkaian mute eksternal. Umumnya
menggunakan transistor yang kaki kolektornya langsung ‘menyadap’ jalur
sinyal audio output (yang masuk ke audio amplifier) dan kaki basisnya
dikontrol langsung oleh IC program. Cara kerjanya cukup sederhana, jika
kaki basis mendapatkan bias, maka transistor akan ‘membumikan’ sinyal
audio pada kolektornya.
11. VIF Output (Video)
Proses sinyal IF pada TV analog menghasilkan sinyal video yang masih
tercampur dengan sinyal audio. Sebelum sinyal video ini
ditampilkan/diproses lebih jauh, sinyal ini harus difilter dulu untuk
mengeliminasi sinyal suara yang masih ada di dalam sinyal output VIF
tersebut.
Karena filtrasi sinyal audio pada VIF out mutlak diperlukan, maka cara
tercepat mengidentifikasi jalur VIF out dengan mencari rangkaian
filternya yang terdiri dari CF yang diparalel dengan lilitan (membentuk
notch filter). Sering dijumpai menggunakan CF 5.5Mc diparalel dengan
lilitan 15uH.
12. SIF Input dan Audio Output
Setelah jalur VIF out teridentifikasi, secara otomatis SIF input juga
dapat teridentifikasi. Sebelum sinyal VIF out masuk ke filter/trap,
sinyal VIF ini ‘dicabang’ menuju ke SIF input, umumnya melalui CF
terlebih dahulu, fungsi CF ini untuk memilih hanya suara saja yang
diproses.
Pada sistem MPX/stereo, SIF input dapat mengambil dan memproses langsung
dari pin output IF dari tuner. Sedangkan sinyal audio hasil
pemrosesan/deteksi dioutputkan dengan melalui deemphasis terlebih
dahulu. Fungsi deemphasis adalah memperbaiki nilai S/N pada audio hasil
deteksi. Karena kontrol volume umumnya sudah masuk dalam IC
chroma/IF/jungle atau tidak jarang juga yang langsung mengontrol IC
audio amplifier, maka output audio dari SIF out langsung menuju ke audio
amplifier sehingga lebih mudah diurut.
Sedangkan cara paling kuno yang terbukti efektif untuk mencari pin input
amplifier audio yaitu dengan memegang pin-pin audio amplifier
PROBLEM KLASIK TV POLYTRON MINIMAX
PROBLEM KLASIK TV POLYTRON MINIMAX series
TV
POLYTRON MINIMAX series mempunyai masalah klasik, yaitu kerusakan yang
pertama kali terjadi sejak tv baru di operasikan / dibeli.
Mulai
generasi minimax produsen polytron ( PT.Hartono istana electronic )
membuat rancangan power supply jenis baru dari yg sebelumnya menggunakan
TR reg type: D1877/78 dengan rangkaian baru menggunakan trafo jenis
baru dan transistor power reg. nya berjenis FET yaitu :FS5KM/FS 7UM / FS
10UM.
Masalah
yg sering terjadi pada regulator jenis ini adalah : kalau boleh saya
katakan “cacat produksi ” karena pada komponen regulator untuk mensupply
tegangan driver horisontalnya menggunakan kapasitas 10uF/63Volt.Padahal
kalau kita lihat di mainboard nya, ukuran untuk kapasitor ini cetakan
nomor komponen dan jarak kaki kapasitor tersebut seharusnya menggunakan
kapasitas yg lebih besar lagi ( contoh pada type MINIMAX MX 1452 MG )
terlihat di kapasitor nomor : C 507 ( 10uF/63V).
Akibatnya
kadang terjadi drop supply tegangan 50Volt untuk driver horisontal
setelah melewati dua buah resistor 470 ohm/2watt ke tarfo driver
horisontal.menyebabkan kondisi pesawat TV selalu dalam keadaan standby.
Inilah kerusakan yg sering terjadi dan pertamakali sebelum kerusakan yg lain.
Jika
anda mendapatkan kasus seperti ini dimana kadang tv sangat sulit
dinyalakan,meskipun pada kondisi tertentu bisa hidup,tapi lebih sulit
menyala,maka ikuti tip’s saya berikut ini.
Ganti
kapasitor tersebut ( c507 pada seri MX1452MG) atau sangat mudah anda
cari untuk type yg lain, yaitu elco yg terdekat dengan dua buah elco
besar ( 1000 uF/50v) di depan regulator berkapasitas 10uF/63V, di ganti
dengan elco 100uf/63V atau 100uF/100V.
Saya jamin tv dapat beroperasi secara normal…
TV POLYTRON juga kadang mempunyai masalah di sistem memori internalnya ( pada ic program seri STVxxxx).
Gejalanya
adalah pada saat di nyalakan ,beberapa detik mau menyala sekitar 10-15
detik.Timbul suara sebentar ,setelahnya protek/standby.
Ini di sebabkan sedikit error pada data memory yg terdapat di dalam IC program.
Untuk mengatasi hal seperti ini , anda cukup melakukan trik yg akan saya berikan berikut ini:
Nyalakan
pesawat TV seperti biasanya, dan tunggu posisi tv dalam keadaan
protek/standby,gunakan remote orsinilnya ,tekan tombol menu pada remote
dan tahan sekitar 3 – 5 detik hingga tv menyala secara otomatis.
Biasanya
Tv langsung normal kembali,karena data dalam memory telah di reset
ulang secara otomatis ke keadaan PP ( pactory preset ).
Kenapa
bisa terjadi begitu? sebab kalau pada posisi TV standby.tombol power
memberi sinyal perintah hidupkan ( ON ) pada IC program.Kalau pada
posisi standby, tombol menu yg ditekan terus dalam sekian detik akan
memberikan input RESET data memory ( flash).Dan jika kondisi memory
normal,maka dalam hitungan ‘timing’ tertentu perintah tersebut akan di
artikan sebagai sinyal masuk ke posisi MENU SERVICE.Dan sistem secara
otomatis akan meminta passcode untuk masuk kedalam sub menu service.
Kode
passcode nya adalah 1013 untuk setelan dasar ( fitur) dan 1014 untuk
mengatur parameter -parameter utama ( H-frek, V-amp, AGC, AFC dll)
Dan
jika anda mendapat problem seperti yg saya utarakan di atas,cara
tersebut adalah yg paling mudah untuk mengatasinya.Tapi sebelumnya
pastikan dahulu bahwa semua titik solder dalam mesin TV tidak
bermasalah, ada baiknya anda teliti dulu semua titik solder sebelumnya.
Karena
apa? sebab sistem proteksi juga akan membaca keadaan rangkaian sebelum
tegangan-tegangan normalnya akan diaktifkan।jika ada masalah di titik
solder ( biasanya terdapat pada titik kaki IC vertikal ,kaki FBT,
regulator) sistem akan tertahan ke posisi protek.
atau lebih lanjut klik disini
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar dengan bahasa yang santun, tidak porno dan jangan melanggar sara, terima kasih.