Mengatasi " Tidak Ada Sinyal " Pada Antena Parabola Digital FTA Bag-1
Kelebihan lainnya yang dapat kita nikmati dengan salah satu perangkat digital ini adalah kualitas gambar dan suara yang dihasilkannya, bagaimana pun bagusnya gambar dan suara yang di hasilkan oleh antena analog ( antena UHF dan VHF ) tetap tidak bisa membandingi kualitas gambar dan suara Antena Parabola Digital. Bahkan saat ini sudah ada perangkat Antena Parabola Digital yang mampu menerima siaran HDTV ( high-definition television )
Umum nya Antena Parabola Digital FTA terdiri dari 4 bagian utama yaitu :
1. SOLID DISH ParabolaBerikut ini pengalaman penulis dalam mengatasi " Tidak ada sinyal " pada antena parabola digital FTA dan juga cara memperbaikinya :
Gambar . 01
Semua saluran yang ada pada daftar siaran Televisi dan Radio kehilangan sinyal, baik intensitas atau pun kualitas. Pada layar Televisi tampil pesan " tidak ada sinyal " dan bila tombol Info pada remote control ditekan, muncul tampilan seperti pada gambar 01, di sini terlihat jelas persentase Intensitas dan Kualitas sinyal terbaca dengan angka 0 Persen.
Jika oke dan tidak ada kesalahan, pemeriksaan dilanjutkan ke perangkat luar dan tentu saja antena harus di jungkir balik ( Gambar 02 - Kiri ) untuk memudahkan pemeriksaan.
Gambar. 02
Agar posisi antena tidak berubah pada saat di jungkir balik, sebaiknya mur penyangga bagian atas saja yang dilepas, letak mur tersebut ada pada ujung atas baut penyangga Solid Dish seperti yang ditunjuk panah merah pada gambar 02 - kanan dalam lingkaran putih.
Sebagai langkah awal, terlebih dahulu periksa kondisi kabel yang menghubungkan DiSCq dengan Receiver. Lepaskan kedua ujung kabel yang terpasang pada DiSCq dan Receiver. Periksa kabel secara teliti jengkal demi jengkal dan pastikan tidak ada bagian yang ter lewatkan. Bila ditemukan ada bagian yang terluka, kemungkinan besar kabel tersebut sudah keropos dan putus salah satu / kedua jalur nya akibat air hujan yang masuk ke dalamnya melalui bagian yang terluka tersebut. Untuk memastikan nya, lakukan pengetesan kabel dengan menggunakan Multi-meter dalam posisi Ohm meter X1. Bila hasil pengetesan membuktikan ter putusnya salah satu / kedua jalur kabel, sebaiknya diganti dengan yang baru ( mencari dan menyambung jalur kabel yang putus sangat tidak disarankan, ke depannya tindakan seperti ini dapat berakibat buruk pada receiver ).
Sampai di sini belum berhasil meningkatkan Intensitas sinyal ? lanjutkan pemeriksaan kebagian berikutnya ! Pasang kembali salah satu ujung kabel pada Receiver, sedangkan ujung kabel yang lainnya pasang langsung ke bagian Output pada salah satu LNB dan tanpa melalui DiSCq. kalau dengan cara ini persentase Intensitas bisa bergerak naik dan menunjukkan angka tertentu, maka ada kemungkinan DiSCq sudah dalam kondisi rusak.
Gambar. 03 bagian dalam DiSCq yang Rusak
Agar lebih meyakinkan, pindahkan kabel ke Output LNB yang satunya lagi. Apabila hasilnya tetap sama, maka sudah positif DiSCq mengalami kerusakan.
Umumnya faktor yang menjadi penyebab kerusakan dari sebuah DiSCq adalah merembes nya air hujan ke dalam kabinet nya, sehingga terjadi hubungan pendek antar komponen elektronik yang ada dalam kabinet tersebut. Adapun faktor lain yang menjadi penyebabnya adalah terjadinya hubungan pendek antara kedua jalur kabel yang menjadi penghubung LNB dengan DiSCq, dan kejadian tersebut terjadi pada saat DiSCq terhubung dengan Receiver yang sedang aktif.
Setelah semua tahap pemeriksaan di atas sudah dilakukan, tapi belum berhasil juga mengatasi permasalahan. Jangan putus asa, masih ada satu tahap pemeriksaan lagi yang bisa dilakukan.
Pada tahap pemeriksaan sebelumnya tersisa satu bagian lagi yang belum di periksa kondisi nya, yaitu LNB. Karena ini bagian terakhir yang belum diperiksa, tentu saja kecurigaan kita akan tertuju pada bagian tersebut. Masuk akal memang, tapi berdasarkan pengalaman kami di lapangan, hal tersebut tidaklah selalu terbukti kebenarannya. Terkadang LNB sudah diganti dengan yang baru, ternyata intensitas sinyal tetap saja belum bisa menujukan perubahan ( tetap 0 Persen ). Setelah di lakukan pemeriksaan secara lebih teliti, ternyata bagian yang mengalami kerusakan adalah Receiver. Maka dari itu sebelum mengambil keputusan untuk membeli satu set LNB yang baru, ada baiknya di periksa terlebih dahulu bagian Receiver tersebut. Dalam hal ini pengujian dilakukan untuk mengetahui kemampuan Receiver memberikan tegangan kepada LNB.
Caranya ? Tidak terlalu sulit, ikuti saja langka demi langkah berikut ini :
- Pertama, pastikan Receiver dalam keadaan Off.
- Siapkan sepotong kabel yang sama jenisnya dengan kabel penghubung Receiver dengan DiSCq, usahakan ukurannya jangan terlalu panjang ( kira-kira satu jengkal saja ).
- Lepaskan ujung kabel yang terpasang pada Receiver, sedangkan ujung kabel yang terpasang pada LNB jangan dilepas.
- Pasang salah satu ujung potongan kabel yang sudah kita siapkan pada Receiver, sementara ujung yang lainnya di sambungan kan ke ujung kabel yang sudah kita lepaskan tadi, pastikan jalur Positif yang berupa kawat tunggal salah satu ujung kabel tersambung dengan jalur positif pada ujung kabel yang lainnya. Demikian juga dengan jalur Negatif yang berupa kawat serabut, jangan sampai terbalik pemasangan nya. serta usahakan sambungan tersebut tidak mengalami hubungan singkat selama proses pengujian berlangsung.
- Siapkan sebuah Multi-Tester dengan posisi DCV - 50.
- Tempel kan kabel Positif Multi-Tester pada jalur Positif sambungan kabel yang telah kita buat tadi, demikian pula dengan kabel Negatif Multi-Tester ditempel kan juga pada jalur Negatif sambungan kabel tersebut.
- Hidupkan Receiver, pilih salah satu saluran Televisi yang menggunakan polaritas Horizontal pada daftar siaran Televisi ( misalnya RCTI ) dan amati pergerakan jarum Multi-Tester. Dalam kondisi normal seharusnya jarum Multi-Tester bergerak dan berhenti pada skala 18 Volt. Namun bila pergerakan jarum berhenti di bawah skala 18 Volt ( 10 Volt misalnya ) atau bahkan tidak bergerak sama sekali, hampir dapat dipastikan Receiver sudah tidak mampu lagi menyalurkan tegangan kepada LNB dan sudah tiba saatnya untuk diganti. Supaya hasil pengujian tidak meragukan, Matikan Receiver kemudian lepaskan sambungan kabel yang terhubung dengan LNB, sedangkan kedua kabel Multi-Tester jangan dilepaskan. Hidupkan kembali Receiver, kalau ternyata jarum Multi-Tester kembali menunjuk skala 18 Volt, sudah tidak meragukan lagi kalau Receiver memang sudah tidak dapat digunakan lagi.
- Kalau pada saat kabel dari LNB belum dilepaskan dari sambungan jarum Multi-Tester berhenti pada skala 18 Volt, ini berarti kondisi Receiver masih dalam keadaan normal dan kecurigaan kita pada LNB terbukti kebenarannya.
- Untuk pengujian yang menggunakan saluran Televisi dengan polaritas Vertikal ( Indosiar misalnya ) kondisi normal ditandai dengan berhentinya pergerakan jarum Multi-Tester pada skala 13 Volt.
- Sekali lagi, pada saat proses pengujian berlangsung jangan sampai sambungan kabel mengalami hubungan pendek. Sebab bila hal yang demikian terjadi secara berulang-ulang, kondisi Receiver yang belum diketahui keadaannya, benar-benar akan mengalami kerusakan.
- Sebaiknya pada saat melepas dan menyumbangkan kabel pada bagian mana pun, matikan Receiver terlebih dahulu.
Mengatasi " Tidak Ada Sinyal " Pada Antena Parabola Digital FTA ( Bagian ke-2 )
Pada Artikel sebelumnya ( Mengatasi " Tidak Ada Sinyal " Pada Antena Parabola Digital FTA ), kita sudah membahas tentang kasus Antena Parabola Digital yang tidak dapat menerima sinyal Televisi dan Radio dari Satelit.
Pada artikel bagian ke dua ini, kita akan melanjutkan pembahasan tentang
hal tersebut. namun indikasi yang muncul sedikit berbeda dengan kasus
sebelumnya.
Sebenarnya Indikasi yang ditampilkan tetap sama, yaitu munculnya pesan "
Tidak ada Sinyal " pada layar Televisi, yang berbeda adalah Informasi
yang muncul ketika tombol Info pada Remot Kontrol ditekan, seperti yang
terlihat pada Gambar 01 di bawah ini :
Gambar. 01
Di sini terlihat Intensitas sinyal sudah menunjukkan Persentase
tertentu, sedangkan Kualitas sinyal tetap terbaca 0 persen dengan status
sinyal terbuka. Informasi yang seperti sebenarnya sudah cukup
menggembirakan, namun tetap saja semua saluran Televisi dan Radio pada
daftar siaran tidak dapat di nikmati, karena pesan " Tidak ada Sinyal "
akan kembali muncul pada layar Televisi ketika Informasi tersebut di
tutup.
Berikut ini faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya permasalahan tersebut, beserta cara memperbaikinya.
Pergeseran posisi Antena.
Antena Parabola Digital sebenarnya sangat peka dengan perubahan posisi,
bergeser beberapa milimeter saja maka Kualitas sinyal nya akan menurun,
bahkan bila pergeseran tersebut sudah mencapai ukuran sentimeter
Kualitas sinyal bisa turun sampai 0 persen.
Terpaan angin kencang, dan Erosi di sekitar tiang antena, adalah Faktor
utama yang menjadi penyebab pergeseran posisi tersebut terjadi.
Seharusnya faktor-faktor tersebut bisa di antisipasi sejak awal, yaitu
dengan cara memilih lokasi yang aman.
Tapi bagaimana kalau kejadiannya sudah begini, apa perlu lokasi Antena
tersebut dipindahkan ? Sebaiknya memang begitu keputusan yang harus
diambil, tapi tidak ada salahnya kalau kita mengusahakan perbaikannya
terlebih dahulu.
Untuk melakukan perbaikan, hal pertama yang harus dilakukan adalah
memastikan tiang Antena sudah berdiri dengan tegak lurus, yaitu dengan
cara menempelkan Waterpas pada tiang Antena tersebut. Setelah yakin
tiang Antena sudah tegak lurus, lakukan penimbunan pada pangkal tiang
untuk menjaga posisi nya agar tidak berubah. Supaya posisi tiang
terkunci secara permanen, sebaiknya dipasang siku penyangga seperti yang
terlihat pada Gambar. 02 di bawah ini.
Gambar. 02
Bila tiang Antena sudah berdiri dengan tegak lurus, tetapi kualitas
sinyal belum juga mengalami peningkatan, lakukan penyetelan ulang posisi
Antena. Sebelumnya, atur terlebih dahulu posisi Televisi dan Receiver
sedemikian rupa, sehingga dapat akses dengan mudah pada saat melakukan
penyetelan Antena tersebut, dan bila memungkinkan sebaiknya Televisi dan
Receiver ditempatkan di luar ruangan tidak terlalu jauh dari lokasi
Antena.
Gambar . 03
Kalau posisi Televisi dan Receiver sudah mantap, pilih salah satu kanal
pada daftar siaran dan tampilkan Informasi sinyal pada layar televisi
dengan cara menekan tombol info pada remot kontrol. Kemudian Longgar kan
Mur M12 Nomor. 40 dan Nomor. 42, yang menjepit dudu kan baut pengatur
kemiringan Timur dan Barat ( Nomor 41 ), longgar kan kedua mur tersebut
saling menjauhi, sehingga keduanya mencapai jarak +/- 5 cm.
Gambar . 04
Gerakkan Solid Dish ke atas dan ke bawah, sambil mengamati perubahan
kualitas sinyal yang pada layar Televisi. Bila terjadi peningkatan
kualitas sinyal pada kemiringan tertentu, per tahankan posisi tersebut
pada persentase sinyal yang tertinggi, kemudian jepit kembali dudu kan
setelan kemiringan Timur dan Barat ( Nomor 41 ) dengan Mur 40 dan Mur
42.
Kalau sudah selesai, sekarang coba kontrol semua kanal Televisi yang ada pada daftar siaran Televisi satu persatu dan pastikan semunya sudah dalam status terkunci. Jika ada kanal televisi yang masih belum bagus kualitas sinyal nya, lakukan kembali penyetelan antena sampai semua kanal terkunci status sinyal nya.
Gambar . 05
Kerusakan Solid Dish
Solid Dish sebenarnya sudah dirancang sedemikian rupa agar tidak mudah
mengalami kerusakan, tetapi perlakuan yang ekstrem pada saat pemindahan
antena dan faktor usia tetap saja dapat mengakibatkan kerusakan Solid
Dish tersebut.
Umumnya, kerusakan pada Solid Dish terjadi pada pertemuan tiap sisi
lembaran nya. Karena pertemuan sisi lembaran ini sekaligus berfungsi
sebagai kerangka Solid Dish, maka perubahan bentuk pada bagian tersebut
akan mempengaruhi bentuk Solid Dish secara keseluruhan.
Gambar . 06
Bagian pertemuan sisi Solid Dish yang mengalami perubahan bentuk
biasanya terlihat bergelombang di beberapa bagian seperti yang di
tunjuk oleh panah merah dalam lingkaran putih pada gambar. 07 di bawah
ini.
Gambar . 07
Kecil memang perubahan bentuk pada sambungan sisi tersebut, namun itu
sudah lebih dari cukup untuk menggeser titik fokus Solid Dish yang
seharusnya tepat mengarah pada LNB. Agar lebih meyakinkan kalau hal
tersebutlah yang menyebabkan persentase kualitas sinyal menjadi 0
persen, lakukan pengujian berikut ini, tapi sebelumnya lakukan
penempatan Televisi dan Receiver seperti pada perbaikan pergeseran
posisi antena. Selanjutnya perhatikan Gambar. 08 di bawah ini.
Gambar . 08
Begini cara mengujinya. Pertama tahan bagian yang ditunjuk oleh panah a,
kemudian tarik bagian-bagian yang ditunjuk oleh panah b secara
bergantian dengan perlahan ke arah bawah. Perhatikan persentase kualitas
sinyal, bila terjadi peningkatan pada saat salah satu bagian b ditarik,
ini membuktikan kalau perubahan bentuk pada sambungan sisi Solid dish
tersebut memang bersamalah.
Untuk melakukan perbaikan, longgar kan semua mur dan baut yang terdapat
pada sambungan sisi Solid Dish yang mengalami perubahan bentuk
tersebut. Dengan sebuah palu, pukul bagian sambungan sisi Solid Dish
yang bergelombang sampai rata. setelah itu kencang kan kembali semua mur
dan baut yang sudah di longgar kan tadi.
Selain menjadi Pondasi Solid Dish, Mounting juga berfungsi sebagai
pengatur arah kemiringan antena ( Baik itu arah kemiringan Timur-Barat
atau pun arah kemiringan Utara-Selatan ).
Gambar . 09
Kerusakan pada Mounting umumnya terjadi karena faktor usia, akibat sudah
terlalu lama terkena panas dan hujan, maka di beberapa bagian Mounting
menjadi keropos dan patah. Bagian yang paling fatal akibatnya apabila
mengalami kerusakan adalah bagian Mounting yang berfungsi sebagai poros (
Penyangga Utama ).
Gambar . 10
Karena sangat berperan dalam pengaturan kemiringan Antena, Penyangga
Utama Mounting yang keropos dan patah tersebut dapat mengganggu
stabilitas penerimaan sinyal dari satelit. Akibatnya, Persentase
Kualitas sinyal turun naik meski pun Solid Dish tidak digerakkan.
Ada banyak cara yang dapat kita tempuh dalam rangka melakukan perbaikan
pada Penyangga Utama Mounting tersebut, tapi yang perlu mendapat
perhatian di sini adalah biaya yang harus dikeluarkan. Jangan sampai
biaya yang dikeluarkan terlalu banyak, sehingga membuat kita menyesal.
Perlu diingat bahwa bagian yang kita perbaiki adalah benda yang sudah
tua dan keropos.
Salah satu cara sederhana dengan ongkos minim yang pernah penulis lakukan, adalah seperti yang terlihat pada Gambar. 11 berikut ini.
Salah satu cara sederhana dengan ongkos minim yang pernah penulis lakukan, adalah seperti yang terlihat pada Gambar. 11 berikut ini.
Gambar . 11
Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan :
- Lembaran kayu Ulin atau kayu apa aja yang cukup kuat dan tahan terhadap perubahan cuaca, panjang dan lebarnya di sesuaikan dengan panjang dan lebar Penyangga Utama Mounting, ketebalan nya juga perlu disesuaikan agar ujung Solid Dish tidak tersangkut pada lembaran pada saat digerakkan.
- Pengikat dari bahan karet yang dipotong memanjang, bahan yang paling cocok digunakan adalah ban dalam Mobil bekas, karena selain kuat juga mudah didapatkan.
- Tempel kan Lembaran kayu pada bagian atas Penyangga Utama Mounting.
- Ikat kedua ujung lembaran kayu dengan menggunakan bahan pengikat karet yang sudah kita siapkan tadi.
- Agar memudahkan pengikatan, sebaiknya Antena di jungkir balik lebih dahulu.
Faktor - faktor lain yang perlu mendapat perhatian
- Baut dan Mur. Periksa semua baut dan mur yang terpasang pada semua bagian antena, baik yang terpasang pada Solid Dish, atau pun yang terpasang pada Mounting. Karena mur dan baut yang longgar dapat juga mempangaruhi stabilitas penerimaan sinyal dari satelit.
- Faktor lingkungan, yang perlu mendapat perhatian di sini adalah pertumbuhan pepohonan dan perkembangan bangunan di sekitar lokasi antena. Bisa jadi pepohonan yang dahulunya masih kecil pada saat antena dipasang , sekarang sudah membesar dan menghalangi penerimaan sinyal dari satelit. Demikian pula dengan perkembangan bangunan-bangunan yang berdiri di sekitar lokasi antena tersebut.
- Benda-benda yang terjebak di dalam solid dish. Dedaunan adalah benda yang paling sering terjebak, permukaan Solid Dish yang berbentuk parabola sering sekali menjadi tempat berkumpul nya dedaunan yang beterbangan. Awalnya mungkin tidak mengganggu karena jumlahnya yang masih sedikit, tapi bila jumlahnya sudah bertambah banyak, tentu akan berpengaruh pada peroses penerimaan sinyal.
Demikian, semoga dapat membantu.
Terima kasih atas kunjungan nya
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar dengan bahasa yang santun, tidak porno dan jangan melanggar sara, terima kasih.